7:46 AM
1

Malam ini saya coba memulai lagi yang baru, sudah berapa lama waktu tidak mencoba lagi meneruskan ini, rumah kemaren digusur jadi pindah rumah lumayan nguras energi, tapi kaya pepatah mungkin "tak kenal maka tak sayang" udah ah, langsung simak aja neh artikelnya.

1. Silsilah Garis Keturunan dari Kuningan
Menurut cerita kakek saya, Aksari garis keturunan Seda selain dari Cirebon juga mengambil dari Linggarjati, Kuningan. Yang mana asal muasalnya yaitu dari ketiga Demang diantaranya :
1. Demang Pangeran Erning Pradja
2. Demang Pangeran Paoman dan
3. Demang Pangeran Anggrek

Menurut tutur orang tua, Demang Pangeran Paoman selanjutnya garis keturunannya ke Embah Buyut Endra. Entah bagaimana mengusutnya karena ketika itu sudah pareumeun obor. Namun saya mencoba memberikan urutan ini berdasarkan lidah-lidah para pendahulu. Hal ini dikarenakan cerita atau hikayat tentang kepahlawanan akan terus diceritakan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kemungkinan besar sekali bila Embah Buyut Endra itu keturunan dari Demang Paoman yang berasal dari Linggarjati, Kuningan. Kemudian Demang Paoman diangkat menjadi Tumenggung di Luragung sampai akhirnya beliau wafat.

Cerita ini bukan yang dilisankan Abah Aksari semata, akan hanya sebagian desa lainnya mempunyai cerita yang sama. Seperti contohnya Bapak Laksmana pedagang Nyiru dari Cibereum, beliau mengakui hal mengenai lima kuwu atau pandawa kuwu.

Saat penulisan ini, Demang Erning Pradja belum diketahui dimana keturunannya, tetapi kemungkinan ada di desa Kuningan karena beberapa saat yang lalu saya mendengar beliau pernah dan ada tinggal disana. Sementara Demang Anggrek menetap di Setia Negara dan beberapa keturunannya adalah sebagai berikut :
1. Dunya (Bapak Kuwu di Cibeureum);
2. Sukardi ( Bapak Kuwu di Bagirang);
3. Sukarma (Bapak Kuwu di Kaliaren);
4. Sukarya (beliau menggantikan Bapak Kuwu Dunya di Cibeureum) dan
5. Warga (beliau hanya menjadi Pamong Desa saja yaitu di Caracas).

Pada umumnya kelima keturunan Demang Anggrek ini disebut pandawa kuwu.

Demikian asal muasal garis keturunan Embah Buyut Endra. Untuk lebih lanjut akan dipaparkan silsilah beliau dibawah ini.

Embah Buyut Endra 
Embah Buyut Endra mempunyai saudara perempuan yang bernama Antipah. Kemudian beliau akhirnya menetap di Seda dan menikah dengan Embah Buyut Arsian. Dari pernikahannya itu beliau dikaruniai delapan anak yaitu :
1. Djatiem (keturunannya ke Sujiam, Rasih, Askiam dan Asbangi);
2. Djambi (keturunannya ke Narsita, Aswinten, Kasbi, Sudia dan Supinah);
3. Djarmi (keturunannya ke Narsipan, Karwan dan Darman);
4. Djasih (keturunannya ke Ardasih, Raliah dan Umsinah);
5. Rabyan yang disebut Bapak Sawit (keturunannya ke Karwiah dan Camong);
6. Kalim (keturunannya ke Rustipah, Wasih, Tami, Raskum dan Minah);
7. Samnyah (keturunannya ke Kamal, Waryan, Rabun dan Makiyah) dan
8. Ramsinah (keturunannya ke Asdam, Sutija, Yahim dan Asmirah).

Sebagaimana kita ketahui Embah Buyut Endra memiliki saudara perempuan yang bernama Antipah. Alkisah, suatu ketika entah kenapa mereka berdua dimarahi oleh orang tuanya. Kemudian ketika orang tuanya hendak menyuruhnya untuk mengantarkan makanan ke sawah bersama saudaranya, Antipah. Dengan tujuan makanan itu diberikan ke orang-orang yang sedang mengolah sawah.

Akan tetapi karena mereka kesal maka makanan tersebut bukannya diantarkan ke sawah melainkan mereka membawanya ke Desa Sampora. Di Sampora akhirnya mereka berdua hidup mengadu nasib dengan “Ngaronggeng” (sebutan semacam Sinden). Kehidupanya dari waktu ke waktu dihabiskan bersama ronggeng. Dari panggung ke panggung. Dari desa ke desa. Sampai suatu ketika mereka tiba di desa yang bernama Seda.

Pada waktu itu desa sedang mengadakan pesta rakyat yaitu Sinoman. Perayaan tersebut berbarengan selepas desa mengadakan pemilihan Kuwu (Kepala desa) yang waktu itu Bapak Djemur (Kai Tambur) terpilih sebagai kepala desanya.
Kemudian dari sanalah Bapak Kuwu Djemur tertarik dengan saudara perempuan Endra yaitu Antipah. Yang akhirnya oleh beliau dinikahinya.

Sejauh ini penelitian tentang garis keturunan Bapak Kuwu Djemur yang menikah dengan Embah Buyut Antipah alias saudara perempuannya Embah Buyut Endra. Mengingat itu didapatkan mereka tidak dikaruniai anak. Setelah beberapa waktu masa pernikahannya Embah Buyut Antipah kembali ke Linggarjati.

Adapun Embah Buyut Endra menikah dengan Embah Buyut Arsian Binti Djemur dan mempunyai anak delapan :
1. Djatiem;
2. DJambi;
3. Djarmi;
4. Djasih;
5. Rabyan;
6. Kalim;
7. Samnyah dan
8. Ramsinah.

Djatiem Binti Endra anak cikal menikahnya dengan Tambur dan mempunyai empat anak :
1. Sudjiam;
2. Rasiah;
3. Askiam dan
4. Asbangi.

Djambi Binti Endra anak No.2 menikahnya dengan Sawen Bin Rasidin dan kemudian, beliau dikaruniai anak :
1. Narsita;
2. Aswinten;
3. Kasbi;
4. Sudia dan
5. Supinah.

Djarmi Binti Endra anak No.3 menikahnya dengan Iskat dan mempunyai anak :
1. Narsipan;
2. Karwan dan
3. Darman.

Djasih Binti Endra anak No.4 menikahnya dengan Rasiwan (Bapak Arwiah) dan anaknya :
1. Ardasih;
2. Raliah dan
3. Umsinah.

Rabyan Bin Endra anak No.5 menikahnya dengan Antasih dan mempunyai dua anak yakni :
1. Karwiah dan
2. Camong.

Kalim Bin Endra anak No.6 menikahnya dengan Rapi’ah Binti Makasan dan mempunyai anak :
1. Rustipah;
2. Wasih;
3. Tami;
4. Raskum dan
5. Minah.

Samnyah Binti Endra anak No.7 menikahnya dengan Arpad Bin Rasidin dan mempunyai anak :
1. Darham;
2. Kamal;
3. Waryan;
4. Rabun dan
5. Makiyah.

Kemudian Ramsinah Binti Endra anak bungsunya menikah dengan Bapak Asdam dan mempunyai empat anak yaitu :
1. Asdam;
2. Sutidja;
3. Yahim dan
4. Asnirah.

Demikianlah sampai disini adalah silisilah garis keturunan Embah Buyut Endra sampai cucunya dan pada halaman berikutnya akan diperjelas kembali, Insya Allah.

2. Silsilah atau Garis Keturunan dari Cirebon
Sebelum menuliskan urutan keturunan dari Embah Buyut Kawiem. Terlebih dahulu kita harus mengenal Embah Buyut Kasdjaya. Yang mana Embah Buyut Kasdjaya menikahnya dengan Marsiem (Biang Aswati).

Menurut Ua Aryadi dalam bukunya “Silsilah Ketrunan Seda”, kalau Embah Buyut Kasdjaya itu memiliki lima saudara, diantaranya;
1. Bapak Angga;
2. Kasdjaya;
3. Biang Silir (Biang Lebe Mukram);
4. Seneng (Biang Buyutnya Aryam) dan
5. Siam (Biang Djamil).

Bapak Angga mempunyai empat anak dari pernikahan sebelumnya yaitu;
1. Asikin (Bapak Sarimah);
2. Katiem (Ibunya Ucinah);
3. Bapak Wasnu (Bapaknya Kastidja) dan
4. Sedet (Ibunya Mulya).

Kemudian Bapak Angga juga mempunyai empat anak juga dari pernikahannya dengan Buyut Balad yakni;
1. Balad (Bapak Kanibah);
2. Kasteri (Biang Nukirah);
3. Mir’at (Biang Sondani) dan
4. Karsum (Biang Kurti).

Adapun Embah Buyut Kasdjaya, sebagaimana telah diceritakan diatas bahwa beliau menikahnya dengan Marsiem binti Kasidjan. (Aryadi. 1986: 681).
Dikatakan juga kalau Embah Buyut Kawiem itu berasal dari Tangkil Cirebon yang mempunyai anak bernama : KASIDJAN, masyarakat Seda mengenal dengan sebutan Kai Mursimpen atau Kai Nursimpen selanjutnya akan disebut Nursimpen atau Kai Nursimpen, karena dianggap penurunan tata bahasa / morfem). Menurut legendanya, beliau pernah menjadi kepala desa atau Kuwu di Seda, lebih jelasnya dalam pemerintahan.

Kemudian Embah Buyut Kasidjan menikah dengan Biang Djarmi dan mempunyai anak jumlah seluruhnya ada tujuh sebagai berikut :
1. Nursimpen atau Biang Djambul;
2. Kartidjem (Biang Tayu);
3. Kartipan (yang berada di Cikoneng Kawali Ciamis);
4. Mardju;
5. Marsiem (Biang Aswati);
6. Sanyep (Biang Sayat);
7. Bapak Kuwu Akub;

Kemudian menikah dengan Biang Anim asal Kasab, namun dari hasil pernikahannya ini beliau tidak dikaruniai anak.

Dari pernikahan berikutnya dengan Biang Saleh, beliau dikaruniai empat anak yaitu:
1. Bapak Kuwu Sana Citraguna;
2. Bapak Ngabihi Rali Mangundjaya;
3. Karna atau Bapak Sura atau Bapak Suryangi (yang berada di Kertawinangun) dan
4. Arsiah (Biang Basar).

Masyarakat Seda pada umumnya sekarang ini menyebut Kasidjan dengan sebutan yang popular yaitu Kai Nursimpen yang adalah sebutan dari anak cikalnya yang bernama Nursimpen. “Kai Nursimpen” juga diyakini oleh masyarakat Seda sampai sekarang masih melekat di hati sebagai salah seorang kuwu atau kepala desa sebagaimana telah dijelaskan pada halaman sebelumnya mengenai Sejarah dan Sistem Pemerintahan.

Nursimpen binti Kasidjan (disebut juga Biang Djambul) anak cikal yang menikahnya dengan Arpangi asal Cibuntu dan mempunyai enam anak yaitu:
1. Salama (Biang Ebong);
2. Salami (Biang Kengsi);
3. Sumyuh (Biang Arga);
4. Kasri (yang ada di desa Tri Jaya) dan
5. Munalim (Bapak Cakra).

Biang Tayu atau Kartidjem binti Kasidjan anak No.2 menikahnya dengan Makasan dan mempunyai anak :
1. Bapak Ngabihi Kartayu (Bapaknya Bapak Sakira);
2. Bapak Panglima Marham (Bapaknya Mudjari);
3. Suleri (Biang Munah);
4. Djirah (Biang SumNyang);
5. Djateni (Biang Sutari);
6. Rapi’ah (Biang Rusti) dan
7. Karsiem (Biang Sukesi).

Kartipan Bin Kasidjan anak No.3 berada di Cikoneng Kawali Ciamis. Menurut keterangan lain, beliau dan anak cucunya tinggal disana dan memiliki gelar kepemerintahan. Namun sampai saat ini saya belum bisa mendapatkan informasi yang akurat.

Mardju Bin Kasidjan anak No.4 menikahnya dengan orang Linggarjati dan mempunyai anak :
1. Mardjaya (Bapak Sair) dan
2. Sutama (Bapak Warta)

Marsiem Binti Kasidjan anak No.5 menikahnya dengan Embah Buyut Kasdjaya yang kemudian dikaruniai tujuh anak yaitu:
1. Aswati;
2. Rimbi;
3. Markub;
4. Kartidjan;
5. Rapi;
6. Karsad dan
7. Salimah.

Sanyep bin Kasidjan anak No.6 menikah dengan orang Trijaya dan mempunyai anak bernama: I. SAYAT. Kemudian menikah lagi dengan Talam Bin Djawian dan anaknya :
1. Rasiah dan
2. Da’im.

Dan Bapak Kuwu Akub Bin Kasidjan anak bungsu dari pernikahan sebelumnya. Beliau menikanya dengan Biang Mening dan dikaruniai lima anak :
1. Punyang;
2. Sukardja (Bapak Djaya);
3. Ion;
4. Siyang dan
5. Sunyar.

Kemudian Bapak Akub menikah dengan Biang Salbiah. Dari hasil pernikahannya beliau dikaruniai anak :
1. Jurutulis Banteng;
2. Kawanti dan
3. Ambar Sudjana.

Biang Salbiah, entah dicerai atau tidak, selanjutnya beliau menikah lagi dengan Rembang Binti Djayan kemudian atas pernikahan ini beliau dikaruniai tiga anak yaitu:
1. Sondari (Biang Rayung);
2. Soma (yang disebut Ma Enah) dan
3. Djahnawi.

Sana Citraguna Bin Kasidjan anak No.1 dari Biang Saleh menikahnya dengan orang Kertawinangun dan mempunyai anak :
1. Rusba dan
2. Aryadi.

Kemudian beliau menikah dengan Sarti dan dikaruniai satu anak yang bernama : I. Murni
Pernikahan beliau berikutnya adalah dengan Maryati, beliau dikaruniai tujuh anak yakni :
1. Mandar;
2. Ambrik;
3. Sukinah;
4. Sudarta;
5. Askad;
6. Cami dan
7. Suryadi.

Untuk pernikahan berikutnya Sana Citraguna Bin Kasidjan menikah dengan Karwiah Binti Rabyan dan dikaruniai empat anak yakni :
1. Kuryi;
2. Askun;
3. Madrais dan
4. Wirdja.

Rali Mangunjaya Bin Kasidjan anak No. 2 menikahnya dengan Santep anaknya Biang Sarwiah dan mempunyai lima anak :
1. Ruminah;
2. Dulkarim;
3. Kursim (Trijaya);
4. Surya dan
5. Mestirah.

Kemudian dari pernikahan berikutnya dengan orang Bandorasa, beliau memiliki anak yang bernama : I. Kesmi

Selanjutnya beliau menikah dengan Arsati Binti Mustara dan mempunyai anak bernama : II. Radjem

Sura Bin Kasidjan anak No.3 menikahnya dengan orang asal Kertawinangun.

Arsiah Binti Kasidjan anak bungsu yang menikahnya dengan Markani Bin Sadjum dan mempunyai lima anak :
1. Basar;
2. Marwi;
3. Kamus;
4. Surdja dan
5. Sugiri.

Demikianlah sampai disini adalah anak dan cucu dari Embah Buyut Kasidjan (Kai Nursimpen) atau Bapak Kuwu Kasidjan yang kemudian sampai kini beranak cucu lagi yang mana akan kita gali di halaman berikutnya.



Update Sekarang Melalui e-mail
Berlangganan artikel via email!

Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Belajar Tanpa Batas
Post Title : Silsilah Garis Keturunan Desa Seda
Posted by : Imamul Aripin
Anda telah membaca artikel yang berjudul Silsilah Garis Keturunan Desa Seda, Semoga ada manfaat dan terima kasih atas kunjungannya. Salam Hangat. Admin.
Komentar
1 Komentar

1 komentar:

  1. maaf,saya keturunan buyut pada kalau tidak salah,saya dan keluarga sedari kecil menetap di bengkulu,tapi kami masih keturunan dari buyut pada desa seda mandi rancan kuningan. bisa mohon penjelasannya kang? karena saya buta silsilah dari keluarga nenek yang di seda.

    ReplyDelete

Artikel Terkait