Artikel ini saya beri judul sejarah Hipakas Desa Seda, hal ini saya maksudkan agar generasi muda mau belajar dan peduli dengan sejarah. Mudah-mudahan setelah membacanya menjadikan bukan hanya suatu kebanggaan semata melainkan dorongan yang luar biasa untuk memunculkan ide atau gagasan membangun desa. Berikut kronologinya.....
Nama Organisasi : HIPAKAS (Himpunan Pelajar Keluarga Seda)
Tanggal Berdiri :
15 Juli 1965
Pendiri : Iding Sudirdja, BA
Keanggotaan
Awal : Didi Nurhaedi, Takim, Arila, Sumardi, Eman
Sunarman, Ita Kasita (almh), Dasem Nuraeni, Cuniti Arlim, Marinah, Toto Camong,
Cutiti, Suharso, Sukmadi, Sugana, Dasuki Sudiana, Ipit Suciti, Yayah Rosdiyah,
Masuri, Nargi Aminta, Yati Dasmiyati, dll.
Kronologis:
Indonesia mengalami dehidrasi pada
kurun waktu impere
alisme barat dengan culture
stelsel-nya, namun tak kalah komplikasinya
dengan masa kependudukan Jepang dengan Romusa-nya.
Pendek kata Indonesia, sudah lepas dari mulut buaya masuk pula mulut harimau.
Meskipun kependudukan Jepang lebih kejam imprealisme daendles atau peterzoen namun
terdapat pula keuntungan yang diperoleh dan sampai sekarang pun masih kita
menggunakannya.
Keuntungan pada masa pemerintahan kolonialisme
Jepang kelembagaan dibuat sedemikian rupa (Tonarigumi: Kumico/RT dan RW,
Kuco/Kepala Desa, Sonco/Camat, Kenco/Bupati, Fukukenco/Wakil Bupati, dsb) yang
tujuannya semata untuk keuntungan negera mereka dengan taktik Jepang Cahaya
Asia. Begitupun kepemudaan seantero bumi Indonesia tak lepas dari pandangan
taktik Jepang. Termasuk desa Seda merupakan bagian manifestonya. Untuk pertama
kalinya Kepala Desa Seda Sana Bin Kasidjan (1924 – 1952) mengangkat Aksari
(alm) sebagai ketua pemuda desa Seda, pada masa ini kepemudaan belum memiliki
identitas akan tetapi peranan ketua pemuda sangat penting untuk mengakomodir
seluruh anggota pemudanya, setelah Aksari menjadi kepala desa Seda (1952)
kepemudaan mulai menurun dan makin tidak terorganisir dengan baik.
Pada tahun 1957-an Walim Bin Karmat (sebagai
ketuanya) beserta simpatisan lainnya mencermati keadaan ini, kemudian mereka mendirikan
perkumpulan dengan nama IRPPAS (Ikatan Rukun Pemuda Pelajar Seda), misi dan
visi daripada IRPPAS ini tidaklah lain untuk mempersatukan Pelajar dan Pemuda
desa Seda. Pada awal 1963-an pemuda desa Seda yang melibatkan perantauan menamakan diri mereka “Giri
Taruna” kemudian berkembang selanjutnya menjadi organisasi Karang Taruna.
Perkembangan Giri Taruna sangat cepat terutama di bidang olahraga bola volli
sehingga IRPPAS mengalami kemunduran yang serius. Di tahun 1963 beberapa
pelajar desa Seda menghimpun kembali kekuatan pelajar dengan mengubah IRPPAS
menjadi IPPS (Ikatan Pemuda Pelajar Seda), beberapa pendirinya antara lain:
Didi Nurhaedi, Iding Sudirdja, Takim Arlim, Arila, dan Sumardi. Belum mendapat
setahun organisasi ini (IPPS) tidak lama dibubarkan, alasan yang fundamental
ialah kemandirian pelajar sangat ingin ditumbuhkembangkan oleh segenap pelajar
desa Seda mengingat pengalaman di masa lampau keterpurukkan serta kesimpang
siuran antara Pemuda (Giri Taruna) dan Pelajar (IRPPAS atau IPPS).
Untuk menyikapi hal ini maka Iding
Sudirdja beserta teman-teman di IPPS lainnya bergabung dan menyatukan visi dan
misi pelajar yang mandiri (terpisah dari kepemudaan) sehingga pada tanggal 15
Juli 1965, lahirlah sebuah organisasi pelajar bernama Hipakas (Himpunan Pelajar
Keluarga Seda) dengan ketua Iding Sudirdja, Sekretaris Dasem Nuraeni dan
Bendahara Ita Kasita (almh). Dalam perkembangannya, Hipakas berangsur-angsur
mulai menampakan jati dirinya sebagai organisasi pelajar yang unik yang
berusaha menampilkan aktualisasi pelajar desa Seda pada masa itu. Di tengah
semangat yang sedang berkembang, setahun kemudian munculah duka nasional yang
mendalam, dengan adanya Gestapu atau G 30S/PKI yang masyarakat internasional umum
menyebutnya “Black September”. Sudah barang tentu, setiap kegiatan yang
bersifat kelompok atau paguyuban sangat ditakutkan dan dihindari. Namun
kegigihan pelajar Seda saat itu tidak lantas menurunkan itikadnya, mereka terus
bergerak dan berbicara baik di desa maupun di kecamatan dibawah bendera Hipakas
yang diketuai Iding Sudirdja. Dan sebagaimana kita ketahui sampai saat ini
eksistensi Hipakas telah menelurkan embrio-embrio baru hingga 41 generasi
kepengurusan. Meskipun dalam setiap suatu masa bhakti mengalami fluktuasi namun
semangat historical masyarakat desa Seda terutama pelajar desa Seda perlu
ditauladani.
Terbukti pada masa bhakti Ketua
Harian Triswalriyadi (1981 – 1982) tanggal 9 April 1982, Hipakas membukukan
AD/ART sampai sekarang.
Kegiatan
Awal Berdiri:
1. Olahraga bola volli
2. Kesenian : Reog, Calung, Gondang,
Rampaksekar, Drama, dll.
3. Agama : mengadakan
pertemuan-pertemuan di masjid al-Falaah baik di bulan Ramadhan atau hari-hari
besar Islam lainnya.
4. Studi banding: Hipakas pun pernah
bekerjasama dengan pemuda desa Cimara (Gapura) dalam pementasan seni pada tahun
1967, salah satu tokoh pemuda Cimara sebagai pelakunya adalah Eman Suherman.
Ketua/Pengurus Harian Hipakas:**)
1. Iding Sudirdja 1965 – 1968 (3 tahun
masa transisi/pembentukkan)
2. Eman Suherman 1968 – 1970 (2 tahun
masa bhakti)
3. Dasuki Sudiana 1970 – 1971
4. Surki 1971 -1972
5. Dasuki Sudiana 1972 – 1973
6. Atmadi Ambar Sudjana 1973 – 1974
7. Tasdik Budiana 1974 – 1975
8. Edi Ahyadi 1975 – 1976
9. Culili 1976 – 1977
10.
Sahidin
Dirham 1977 – 1978
11.
Suharsa
Hendrawan 1978 – 1979
12.
1979
– 1980*)
13.
1980
– 1981*)
14.
Triswalriyadi
1981 – 1982
15.
1982
– 1983*)
16.
1983
– 1984*)
17.
1984
– 1985*)
18.
Sadikin
1985 – 1986
19.
Suhardja
Omar 1986 – 1987
20.
Cucus
Sukina 1987 – 1988
21.
Rukmadi
1988 – 1989
22.
Edi
Sunardi 1989 – 1990
23.
Nenih
Mahmud 1990 – 1991
24.
Adi
Heriawan 1991 – 1992
25.
Dudung
Duharno 1992 – 1993
26.
Supidi
1993 – 1994
27.
Wanti
1994 – 1995
28.
Jaja
Jasani 1995 – 1996
29.
Jaja
Jasani 1996 – 1997
30.
Ewo
Raswa 1997 -1998
31.
Eman
Wiherman 1998 – 1999
32.
Rusdata
1999 – 2000
33.
Rusnapi
2000 – 2001
34.
Awan
Prabasakti 2001 – 2002
35.
Sukarjo
Kadnadi 2002 – 2003
36.
Sukarjo
Kadnadi 2003 – 2004
37.
Tatang
Ustara 2004 – 2005
38.
2005
– 2006*)
39.
2006
– 2007*)
40.
2007
– 2008*)
41.
Fajri
Hidayat Maulana 2008 – 2010
42.
Ogi
Budiantoro 2010 – 2011
43.
Siti
Nurhasanah 2011 – 2012
44.
Khoerunisa
2012 – 2013
45.
Wawan Suherwan 2013 - 2014
*)belum
diketahui/kekosongan kepengurusan;
**)jika ada
penulisan yang tidak sesuai mohon dikoreksi. Trims. sm
Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Belajar Tanpa Batas
Post Title : Sejarah HIPAKAS Desa Seda
Posted by : Imamul Aripin
Anda telah membaca artikel yang berjudul Sejarah HIPAKAS Desa Seda, Semoga ada manfaat dan terima kasih atas kunjungannya. Salam Hangat. Admin.
Post Title : Sejarah HIPAKAS Desa Seda
Posted by : Imamul Aripin
Anda telah membaca artikel yang berjudul Sejarah HIPAKAS Desa Seda, Semoga ada manfaat dan terima kasih atas kunjungannya. Salam Hangat. Admin.
teater pena a imam kenapa ga di publish? -denawan
ReplyDeletecoba ini buat referensi, belum fix tapi doing b learning wae, nuhun support na. Terima kasih. http://bengekelseniteaterpena.blogspot.com/
Delete