6:56 AM
2

Artikel ini saya beri judul sejarah Hipakas Desa Seda, hal ini saya maksudkan agar generasi muda mau belajar dan peduli dengan sejarah. Mudah-mudahan setelah membacanya menjadikan bukan hanya suatu kebanggaan semata melainkan dorongan yang luar biasa untuk memunculkan ide atau gagasan membangun desa. Berikut kronologinya.....

Nama Organisasi      : HIPAKAS (Himpunan Pelajar Keluarga Seda)
Tanggal Berdiri         : 15 Juli 1965     
Pendiri                      : Iding Sudirdja, BA
Keanggotaan Awal  : Didi Nurhaedi, Takim, Arila, Sumardi, Eman Sunarman, Ita Kasita (almh), Dasem Nuraeni, Cuniti Arlim, Marinah, Toto Camong, Cutiti, Suharso, Sukmadi, Sugana, Dasuki Sudiana, Ipit Suciti, Yayah Rosdiyah, Masuri, Nargi Aminta, Yati Dasmiyati, dll.
Kronologis:
Indonesia mengalami dehidrasi pada kurun waktu impere
alisme barat dengan culture stelsel-nya, namun tak kalah komplikasinya dengan masa kependudukan Jepang dengan Romusa-nya. Pendek kata Indonesia, sudah lepas dari mulut buaya masuk pula mulut harimau. Meskipun kependudukan Jepang lebih kejam imprealisme daendles atau peterzoen namun terdapat pula keuntungan yang diperoleh dan sampai sekarang pun masih kita menggunakannya.

Keuntungan pada masa pemerintahan kolonialisme Jepang kelembagaan dibuat sedemikian rupa (Tonarigumi: Kumico/RT dan RW, Kuco/Kepala Desa, Sonco/Camat, Kenco/Bupati, Fukukenco/Wakil Bupati, dsb) yang tujuannya semata untuk keuntungan negera mereka dengan taktik Jepang Cahaya Asia. Begitupun kepemudaan seantero bumi Indonesia tak lepas dari pandangan taktik Jepang. Termasuk desa Seda merupakan bagian manifestonya. Untuk pertama kalinya Kepala Desa Seda Sana Bin Kasidjan (1924 – 1952) mengangkat Aksari (alm) sebagai ketua pemuda desa Seda, pada masa ini kepemudaan belum memiliki identitas akan tetapi peranan ketua pemuda sangat penting untuk mengakomodir seluruh anggota pemudanya, setelah Aksari menjadi kepala desa Seda (1952) kepemudaan mulai menurun dan makin tidak terorganisir dengan baik.

Pada tahun 1957-an Walim Bin Karmat (sebagai ketuanya) beserta simpatisan lainnya mencermati keadaan ini, kemudian mereka mendirikan perkumpulan dengan nama IRPPAS (Ikatan Rukun Pemuda Pelajar Seda), misi dan visi daripada IRPPAS ini tidaklah lain untuk mempersatukan Pelajar dan Pemuda desa Seda. Pada awal 1963-an pemuda desa Seda yang melibatkan perantauan menamakan diri mereka “Giri Taruna” kemudian berkembang selanjutnya menjadi organisasi Karang Taruna. Perkembangan Giri Taruna sangat cepat terutama di bidang olahraga bola volli sehingga IRPPAS mengalami kemunduran yang serius. Di tahun 1963 beberapa pelajar desa Seda menghimpun kembali kekuatan pelajar dengan mengubah IRPPAS menjadi IPPS (Ikatan Pemuda Pelajar Seda), beberapa pendirinya antara lain: Didi Nurhaedi, Iding Sudirdja, Takim Arlim, Arila, dan Sumardi. Belum mendapat setahun organisasi ini (IPPS) tidak lama dibubarkan, alasan yang fundamental ialah kemandirian pelajar sangat ingin ditumbuhkembangkan oleh segenap pelajar desa Seda mengingat pengalaman di masa lampau keterpurukkan serta kesimpang siuran antara Pemuda (Giri Taruna) dan Pelajar (IRPPAS atau IPPS).

Untuk menyikapi hal ini maka Iding Sudirdja beserta teman-teman di IPPS lainnya bergabung dan menyatukan visi dan misi pelajar yang mandiri (terpisah dari kepemudaan) sehingga pada tanggal 15 Juli 1965, lahirlah sebuah organisasi pelajar bernama Hipakas (Himpunan Pelajar Keluarga Seda) dengan ketua Iding Sudirdja, Sekretaris Dasem Nuraeni dan Bendahara Ita Kasita (almh). Dalam perkembangannya, Hipakas berangsur-angsur mulai menampakan jati dirinya sebagai organisasi pelajar yang unik yang berusaha menampilkan aktualisasi pelajar desa Seda pada masa itu. Di tengah semangat yang sedang berkembang, setahun kemudian munculah duka nasional yang mendalam, dengan adanya Gestapu atau G 30S/PKI yang masyarakat internasional umum menyebutnya “Black September”. Sudah barang tentu, setiap kegiatan yang bersifat kelompok atau paguyuban sangat ditakutkan dan dihindari. Namun kegigihan pelajar Seda saat itu tidak lantas menurunkan itikadnya, mereka terus bergerak dan berbicara baik di desa maupun di kecamatan dibawah bendera Hipakas yang diketuai Iding Sudirdja. Dan sebagaimana kita ketahui sampai saat ini eksistensi Hipakas telah menelurkan embrio-embrio baru hingga 41 generasi kepengurusan. Meskipun dalam setiap suatu masa bhakti mengalami fluktuasi namun semangat historical masyarakat desa Seda terutama pelajar desa Seda perlu ditauladani.  

Terbukti pada masa bhakti Ketua Harian Triswalriyadi (1981 – 1982) tanggal 9 April 1982, Hipakas membukukan AD/ART sampai sekarang.  

Kegiatan Awal Berdiri:
1.   Olahraga bola volli
2.   Kesenian : Reog, Calung, Gondang, Rampaksekar, Drama, dll.
3.   Agama : mengadakan pertemuan-pertemuan di masjid al-Falaah baik di bulan Ramadhan atau hari-hari besar Islam lainnya.
4.   Studi banding: Hipakas pun pernah bekerjasama dengan pemuda desa Cimara (Gapura) dalam pementasan seni pada tahun 1967, salah satu tokoh pemuda Cimara sebagai pelakunya adalah Eman Suherman.

Ketua/Pengurus Harian Hipakas:**)
1.   Iding Sudirdja 1965 – 1968 (3 tahun masa transisi/pembentukkan)
2.   Eman Suherman 1968 – 1970 (2 tahun masa bhakti)
3.   Dasuki Sudiana 1970 – 1971
4.   Surki 1971 -1972
5.   Dasuki Sudiana 1972 – 1973
6.   Atmadi Ambar Sudjana 1973 – 1974
7.   Tasdik Budiana 1974 – 1975
8.   Edi Ahyadi 1975 – 1976
9.   Culili 1976 – 1977
10.        Sahidin Dirham 1977 – 1978
11.        Suharsa Hendrawan 1978 – 1979
12.        1979 – 1980*)
13.        1980 – 1981*)
14.        Triswalriyadi 1981 – 1982
15.        1982 – 1983*)
16.        1983 – 1984*)
17.        1984 – 1985*)
18.        Sadikin 1985 – 1986
19.        Suhardja Omar 1986 – 1987
20.        Cucus Sukina 1987 – 1988
21.        Rukmadi 1988 – 1989
22.        Edi Sunardi 1989 – 1990
23.        Nenih Mahmud 1990 – 1991
24.        Adi Heriawan 1991 – 1992
25.        Dudung Duharno 1992 – 1993
26.        Supidi 1993 – 1994
27.        Wanti 1994 – 1995
28.        Jaja Jasani 1995 – 1996
29.        Jaja Jasani 1996 – 1997
30.        Ewo Raswa 1997 -1998
31.        Eman Wiherman 1998 – 1999
32.        Rusdata 1999 – 2000
33.        Rusnapi 2000 – 2001
34.        Awan Prabasakti 2001 – 2002
35.        Sukarjo Kadnadi 2002 – 2003
36.        Sukarjo Kadnadi 2003 – 2004
37.        Tatang Ustara 2004 – 2005
38.        2005 – 2006*)
39.        2006 – 2007*)
40.        2007 – 2008*)
41.        Fajri Hidayat Maulana 2008 – 2010
42.        Ogi Budiantoro 2010 – 2011
43.        Siti Nurhasanah 2011 – 2012  
44.        Khoerunisa 2012 – 2013
45.        Wawan Suherwan 2013 - 2014

*)belum diketahui/kekosongan kepengurusan;
**)jika ada penulisan yang tidak sesuai mohon dikoreksi. Trims. sm


Update Sekarang Melalui e-mail
Berlangganan artikel via email!

Terima Kasih Anda Telah Mengunjungi Blog Belajar Tanpa Batas
Post Title : Sejarah HIPAKAS Desa Seda
Posted by : Imamul Aripin
Anda telah membaca artikel yang berjudul Sejarah HIPAKAS Desa Seda, Semoga ada manfaat dan terima kasih atas kunjungannya. Salam Hangat. Admin.
Komentar
2 Komentar

2 komentar:

  1. teater pena a imam kenapa ga di publish? -denawan

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba ini buat referensi, belum fix tapi doing b learning wae, nuhun support na. Terima kasih. http://bengekelseniteaterpena.blogspot.com/

      Delete

Artikel Terkait